Jumat, 13 Maret 2009

Refleksi Reformasi TNI

Perang atau agresi…Sebuah kata yang tentu bagi hampir seluruh penghuni di planet bumi ini tidak mengharapkan itu terjadi. Bisa dikatakan demikian jika melihat dampak yang ditimbulkannya. Tidak hanya akan menimbulkan kerugian materil yang begitu besar, namun lebih parah lagi banyak jiwa yang akan menjadi korban. Baik ketika terjadinya maupun setelah perang itu terjadi. Pada akhirnya akan dapat menghilangkan arti dari nyawa manusia seperti debu yang berterbangan.
Terkecuali bagi negara yang tidak tau malu, yang sama sekali tidak menghormati dan mengerti arti dari perdamaian internasional yang selama ini banyak disuarakan oleh masyarakat dari seluruh penjuru dunia yang sudah lama mendambakannya. Saya berpendapat bahwa,dibalik semua itu banyak agenda tertentu dari kebijakan pemerintahan "penjajah" yang notabene berorientasi pada suatu azaz kepentingan dan manfaat suatu golongan tertentu. Saya juga yakin kalau teman-teman juga mengamini hal ini.
Dengan dalih dan propaganda penertiban keamanan yang sedemikian hebatnya,seolah telah berhasil menutup penglihatan dan pendengaran para petinggi oraganisasi perdamaian internasional yang akhirnya mendisfungsionalkan perannya sebagai badan pemelihara perdamaian hingga terbukalah banyak akses bagi mereka untuk menjalankan misi rahasianya.Tidak ada regulasi yang jelas dalam persoalan ini.
TNI sebagai barikade terdepan untuk penegakkan kedaulatan RI (yang merupakan harga mati) dituntut untuk selalu siap siaga serta selalu menjaga profesionalismenya. Untuk mencapai hal itu latian secara prosedurial (disesuaikan dengan masing-maing matra) harus terus dilakukan secara kontinu. Selain latihan yang dilaksanakan dalam masing-masing satuan, baik ditingkat AD , AL , maupun AU perlu dilakukan secara berkala apa yang dinamakan Latgab atau Latihan gabungan.Latgab TNI ini dilaksanakan salah satunya sebagai sarana TNI membuktikan profesionalismenya. Latgab TNI merupakan bentuk laporan pertanggungjawaban profesionalisme TNI kepada rakyat dan negara setelah melakukan reformasi internal selama 10 tahun, bahwa TNI berhenti berpolitik praktis dan kembali kepada tugas, peran dan fungsinya.
Mengapa? Karena menghadapi tantangan keadaan dan perkembangan dinamika global, bisa saja terjadi pertentangan terhadap kepentingan nasional yang pada akhirnya mengancam kedaulatan bangsa dan negara. TNI dalam hal ini dituntut harus siap mengemban tugas berperang. Sudah saatnya memang bila TNI kembali kepada jatidirinya yang hakiki.

Untuk informasi lebih lengkapnya mengenai tentara kita ini dapat di klik disini

Tidak ada komentar: